Langsung ke konten utama

Bahan Kimia Yang Digunakan Dalam Peledakan Pertambangan

 

Bahan Kimia Yang Digunakan Dalam Peledakan Pertambangan

1. ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil)

ANFO adalah campuran dari ammonium nitrat (NH4NO3) dan minyak bahan bakar. Campuran ini digunakan untuk meledakkan terowongan bawah tanah dan merupakan salah satu bahan peledak yang umum digunakan dalam industri pertambangan.

  • ANFO, yang merupakan singkatan dari ammonium nitrat/fuel oil, adalah bahan peledak industri yang banyak digunakan. ANFO terdiri dari dua komponen utama:Ammonium Nitrat (AN): Ammonium nitrat berbentuk prill berpori dan berfungsi sebagai agen oksidasi serta penyerap bahan bakar.
  • Fuel Oil (FO): Biasanya menggunakan minyak bakar jenis nomor 2, yang menyusun sekitar 6% dari campuran.

Reaksi detonasinya melibatkan ammonium nitrat dengan alkana berantai panjang (Câ‚™H₂â‚™₊₂) untuk menghasilkan nitrogen, karbon dioksida, dan air. Dalam praktiknya, sedikit kelebihan fuel oil ditambahkan untuk memastikan kinerja optimal. Saat diledakkan, ANFO menghasilkan gas seperti nitrogen dan karbon dioksida, serta jumlah sedang gas beracun seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida.

ANFO banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pertambangan batubara, penambangan batu, konstruksi sipil, dan mitigasi bahaya longsor. Meskipun sensitivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan bahan peledak lainnya, ANFO tetap populer karena harganya yang terjangkau dan kemudahan penggunaannya.


2. Slurries

Slurries adalah campuran dari bahan peledak dengan air atau pelarut lainnya. Campuran ini digunakan untuk meledakkan batuan dan memisahkan mineral dari bijih batu (ore). Slurry adalah campuran kental yang terdiri dari cairan dan padatan yang tidak larut. Campuran ini sering digunakan dalam berbagai industri dan aplikasi, termasuk konstruksi, pertambangan, pertanian, dan pemrosesan bahan kimia. Biasanya, slurry terdiri dari air atau cairan lainnya yang mencampur padatan halus atau butiran.

Dalam konteks peledakan, bahan peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk padat atau cair (atau campuran keduanya). Ketika bahan peledak terkena aksi seperti panas, benturan, atau gesekan, ia akan mengalami perubahan secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas. Proses ini menghasilkan energi yang digunakan untuk meledakkan batuan dan memisahkan mineral dari bijih batu (ore).


3. Sianida

Sianida digunakan untuk memisahkan emas dari bijih batu. Meskipun bukan bahan peledak, sianida memiliki peran penting dalam proses pengolahan mineral di pertambangan. Sianida, senyawa kimia dengan rumus CN, memainkan peran penting dalam pengolahan mineral di industri pertambangan. Meskipun bukan bahan peledak, sianida sangat diperlukan untuk memisahkan emas dari bijih batu. Mari kita eksplorasi bagaimana zat yang tampak paradoks ini berkontribusi pada ekstraksi logam mulia.

Sianida adalah senyawa kimia yang memiliki peran penting dalam pengolahan mineral di industri pertambangan. Meskipun bukan bahan peledak, sianida banyak digunakan untuk memisahkan emas dari bijih batu. Mari kita jelajahi bagaimana sianida digunakan dan mengapa penting dalam konteks ini.

  • Sianida dan Ekstraksi Emas :Pelarutan Emas

Sianida utamanya digunakan untuk melarutkan emas dari bijihnya. Ketika batuan yang mengandung emas dihancurkan dan digiling, partikel-partikel kecil emas terlepas. Sianida bereaksi dengan partikel ini membentuk kompleks yang mudah larut, memungkinkan ekstraksi yang efisien.

  • Proses Perendaman (Leaching)

Proses perendaman melibatkan penyemprotan larutan sianida ke tumpukan bijih yang telah dihancurkan atau ke dalam tangki yang berisi bijih. Larutan sianida meresap melalui bijih, melarutkan emas. Proses ini umum digunakan dalam perendaman tumpukan (heap leaching) dan perendaman tangki (vat leaching).

  • Metode Carbon-in-Pulp (CIP) dan Carbon-in-Leach (CIL)

Pada proses CIP dan CIL, karbon aktif ditambahkan ke dalam larutan sianida. Karbon ini menyerap emas yang terlarut, membentuk kompleks karbon yang terisi. Langkah selanjutnya melibatkan pemisahan emas dari karbon dan pemulihannya.


4. Asam Sulfat

Asam sulfat juga digunakan untuk memisahkan mineral dari bijih batu. Proses ini melibatkan reaksi kimia yang membantu mengeluarkan mineral berharga dari batuan.

Dalam industri pertambangan, asam sulfur (H2SO4) memiliki peran penting dalam proses pemisahan mineral dari bijih batu. Proses ini dikenal sebagai pelindian atau leaching. Berikut adalah beberapa poin penting tentang penggunaan asam sulfur dalam pemisahan mineral:

  • Pelindian Bijih:

Asam sulfur digunakan untuk melarutkan mineral berharga seperti tembaga, emas, dan perak dari bijih batu. Proses ini memungkinkan mineral berharga untuk terpisah dari batuan yang mengandungnya.

  • Reaksi Kimia

Asam sulfur bereaksi dengan mineral dalam bijih batu, membentuk senyawa larut yang dapat dikeluarkan dari batuan. Reaksi ini membebaskan mineral berharga dan memungkinkan ekstraksi lebih lanjut.

  • Kontrol pH

Asam sulfur juga berfungsi untuk mengatur pH larutan selama proses pelindian. pH yang tepat memastikan efisiensi reaksi kimia dan pemisahan mineral yang optimal.

  • Keamanan.

 Penggunaan asam sulfur harus dilakukan dengan hati-hati karena sifat korosifnya. Pekerja di industri pertambangan harus menggunakan perlengkapan pelindung dan mengikuti prosedur keselamatan yang ketat.

5. Asam Nitrit

Asam nitrit juga digunakan dalam peledakan terowongan bawah tanah dan proses pertambangan lainnya. Dalam industri pertambangan, asam nitrit digunakan sebagai bagian dari proses pengolahan mineral. Ketika batuan yang mengandung mineral berharga diekstraksi, asam nitrit dapat membantu memecah batuan dan memisahkan mineral dari material lainnya. Proses ini memungkinkan penambang untuk mengambil mineral berharga seperti emas, perak, tembaga, dan lainnya dengan lebih efisien.

Selain itu, asam nitrit juga digunakan dalam peledakan terowongan bawah tanah. Ketika terowongan harus dibangun untuk proyek infrastruktur seperti kereta api bawah tanah atau jaringan pipa, peledakan digunakan untuk menggali jalur di bawah tanah. Asam nitrit dapat meningkatkan efisiensi peledakan dengan mempercepat reaksi kimia yang terjadi selama proses.

Namun, penting untuk menggunakan asam nitrit dengan hati-hati dan sesuai dengan pedoman keselamatan. Paparan berlebihan terhadap asam nitrit dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penggunaannya harus diawasi dengan ketat oleh para ahli dan profesional yang berpengalaman.

Perlu dicatat bahwa tidak semua campuran bahan kimia yang digunakan dalam pertambangan termasuk dalam kategori bahan peledak. Beberapa di antaranya, seperti ANFO, adalah blasting agent yang memiliki karakteristik peledakan, tetapi tidak dianggap sebagai bahan peledak secara ketat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Kimia Volumetri, Prinsip Dasar Dan Contoh Penerapannya

  Di dalam kimia analitik, metode volumetri atau metode titrasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi jumlah suatu substansi tertentu dalam sampel yang diberikan. Metode ini sangat penting dalam kimia karena dapat digunakan untuk menentukan berbagai parameter kualitatif maupun kuantitatif dalam sampel, seperti pH, kadar bahan tertentu, keasaman atau kebasaan, dan sebagainya. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam tentang metode volumetri, termasuk jenis-jenisnya, prinsip dasar, penggunaannya dalam laboratorium, serta beberapa contoh penerapan dalam berbagai bidang. Jenis-jenis Metode Volumetri Metode ini dibagi berdasarkan jenis reaksi kimia yang terjadi selama titrasi, yaitu asam-basa, oksidasi-reduksi, dan kompleksometri. 1. Metode Volumetri Asam Basa Metode ini digunakan untuk mengukur kadar asam atau basa dalam sampel. Dalam titrasi asam basa, asam dititrasi dengan basa, atau sebaliknya. Pada saat titrasi, basa dan asam dalam reaksi ini bereaksi secar

Analisi Gravimetri, Prinsip Dasar Dan Tahapan Analisis

  Metode gravimetri adalah metode analisa kimia yang memungkinkan pengukuran kuantitatif dari satu atau lebih komponen dalam sampel dengan menentukan berat dari suatu senyawa atau zat yang berkaitan dengan unsur atau senyawa tersebut. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang metode gravimetri, termasuk prinsip dasar, tahap-tahap yang terlibat dalam proses analisis, dan berbagai macam contoh aplikasinya dalam berbagai bidang. Prinsip Dasar Metode Gravimetri Prinsip dasar metode gravimetri melibatkan penimbangan sampel atau bagian-bagian sampel tertentu untuk menentukan kandungan kimia tertentu. Reaksi kimia yang terjadi berkontribusi pada pembentukan senyawa tertentu atau dalam bentuk padatan yang sangat murni, yang dapat dianalisis secara gravimetrik. Senyawa atau partikel padatan ini kemudian diukur dan ditimbang untuk menghitung kandungan kimia dalam sampel. Tahap-tahap dalam Proses Analisis Gravimetri Tahap-tahap yang terlibat dalam analisis gravimetri dapat dibagi

Kegunaan Natrium Dalam Kehidupan Sehari Hari

  Natrium adalah salah satu unsur kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Natrium memiliki lambang Na dan nomor atom 11. Natrium termasuk dalam golongan logam alkali yang sangat lunak dan reaktif. Natrium pertama kali ditemukan oleh Humphry Davy pada tahun 1807 melalui elektrolisis natrium hidroksida. Natrium atau sodium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Berikut ini beberapa kegunaan natrium dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang: 1. Pengolahan Makanan Natrium digunakan dalam pengolahan makanan sebagai zat pengawet dan pelengkap pengolahan makanan. Natrium bikarbonat atau baking soda digunakan dalam industri makanan sebagai zat pengembang, sedangkan natrium klorida atau garam digunakan dalam membuat bahan makanan seperti saus, kue, roti dan lain sebagainya. 2. Medis Natrium digunakan dalam bidang medis sebagai agen anti-inflamasi dan anti-gerakan sehingga dapat digunakan dalam contoh