Indikator yang dipilih harus sesuai dengan jenis reaksi yang terjadi, yaitu asam-basa atau redoks. Selain itu, indikator juga harus memiliki trayek pH yang sesuai dengan titik ekivalen reaksi, yaitu saat jumlah mol zat yang bereaksi sama. Trayek pH adalah rentang pH di mana indikator berubah warna. Berikut ini beberapa indikator yang sering digunakan dalam analisis titrimetri, beserta trayek pH dan perubahan warnanya:
- Metil hijau untuk trayek pH 0,2 – 1,8 dengan perubahan dari kuning ke biru. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa kuat-kuat.
- Timol hijau untuk trayek pH 1,2 – 2,8 dengan perubahan dari kuning ke biru. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa kuat-lemah atau lemah-kuat.
- Metil jingga untuk trayek pH 3,2 – 4,4 dengan perubahan dari merah ke kuning. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa lemah-lemah.
- Metil merah untuk trayek pH 4,0 – 5,8 dengan perubahan dari tidak berwarna ke merah. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa lemah-lemah.
- Bromtimol biru untuk trayek pH 6,0 – 7,6 dengan perubahan dari kuning ke biru. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa netral atau sedikit basa.
- Fenolftalein untuk trayek pH 8,2 – 10,0 dengan perubahan dari tidak berwarna ke merah muda. Indikator ini cocok untuk reaksi asam-basa sedikit asam atau basa.
- Timol biru untuk trayek pH 8,0 – 9,6 dengan perubahan dari kuning ke biru. Indikator ini cocok untuk reaksi redoks.
Indikator universal adalah indikator yang terdiri dari campuran beberapa indikator organik lemah yang memiliki rentang pH yang berbeda-beda. Indikator organik lemah adalah zat yang dapat berdisosiasi menjadi ion-ion dalam larutan, tetapi tidak sepenuhnya. Contohnya adalah fenolftalein, metil jingga, dan bromotimol biru. Indikator organik lemah dapat berubah warna karena adanya pergeseran keseimbangan disosiasi akibat perubahan pH larutan.
Indikator universal dapat menunjukkan pH larutan dengan lebih akurat daripada indikator tunggal, karena dapat menghasilkan berbagai warna sesuai dengan kategori larutan. Indikator universal dapat membagi larutan menjadi lima kategori, yaitu asam kuat, asam lemah, netral, basa lemah, dan basa kuat. Berikut adalah tabel warna indikator universal untuk setiap kategori larutan:
| Kategori Larutan | Warna Indikator Universal |
| ---------------------- | ------------------------- |
| Asam kuat | Merah |
| Asam lemah | Jingga |
| Netral | Hijau |
| Basa lemah | Biru |
| Basa kuat | Ungu |
Cara menggunakan indikator universal adalah dengan menambahkan beberapa tetes indikator ke dalam larutan yang akan diuji, kemudian mengamati perubahan warnanya. Warna indikator universal dapat dibandingkan dengan skala warna yang tersedia untuk menentukan pH larutan secara kasar. Untuk mengukur pH larutan secara lebih tepat, dapat digunakan alat ukur pH seperti pH meter atau kertas lakmus.
Indikator universal adalah alat bantu yang praktis dan mudah untuk mengukur pH larutan secara cepat dan sederhana. Namun, indikator universal juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
- Indikator universal tidak dapat digunakan untuk larutan yang berwarna gelap atau keruh, karena akan sulit untuk melihat perubahan warnanya.
- Indikator universal tidak dapat digunakan untuk larutan yang mengandung zat-zat pengganggu, seperti garam-garam logam berat atau zat-zat pengoksidasi atau pereduksi, karena dapat mempengaruhi warna indikator.
- Indikator universal tidak dapat memberikan hasil yang sangat akurat, karena hanya dapat menunjukkan kisaran pH larutan, bukan nilai pH pastinya.
Oleh karena itu, indikator universal sebaiknya digunakan sebagai alat skrining awal untuk mengetahui kategori larutan secara umum, sebelum dilakukan pengukuran pH yang lebih presisi dengan alat ukur lainnya.
Komentar
Posting Komentar